Assalamu'alaikum Wr Wb
Selamat Datang di website saya
Semoga website ini berguna bagi para pembaca sekalian
Welcome back to my blogggg
Di postingan kali ini saya akan membahas tentang Penyelesaian masalah dengan diagram fishbone
A.Pengertian
Diagram Ishikawan (disebut juga diagram tulang ikan atau
cause-and-effect matrix) adalah diagram yang menunjukkan
penyebab-penyebab dari sebuah even yang spesifik.
B.Latar Belakang
Diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa, seorang ahli pengendalian
kualitas dari Jepang sebagai satu dari tujuh alat kualitas dasar (7
Basic quality tools). Suatu tindakan dan langkah improvement akan lebih
mudah dilakukan jika masalah dan akar penyebab masalah sudah ditemukan.
C.Maksud dan Tujuan
Agar bisa membuat fishbone diagram untuk menyelesaikan masalah
D.Pembahasan
1. Bagian-bagian diagram
a) Bagian kepala ikan
Kepala ikan biasanya selalu terletak di sebelah kanan. Di bagian ini,
ditulis even yang dipengaruhi oleh penyebab - penyebab yang nantinya di
tulis di bagian tulang ikan. Even ini sering berupa masalah atau topik
yang akan dicari tahu penyebabnya.
b) Bagian tulang ikan
Pada bagian tulang ikan, ditulis kategori-kategori yang bisa
berpengaruh terhadap even tersebut. Kategori yang paling umum digunakan :
-Orang : semua yang terlibat dari sebuah proses
-Metode : bagaimana proses itu dilakukan, kebutuhan yang spesifik dari proses itu, seperti prosedur, peraturan dll.
-Material : semua material yang diperlukan untuk menjalankan proses seperti bahan dasar, pena, kertas, dll.
-Mesin : semua mesin, peralata, komputer, dll yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan.
-Pengukuran : cara pengambilan data dari proses yang dipakai untuk menentukan kualitas proses.
-Lingkungan
: kondisi di sekitar tempat kerja, seperti suhu udara, tingkat
kebisingan, kelembapan udara, dll. Dari masing-masing kategori tersebut,
terus dikembangkan ke tahap yang lebih detail.
2. Waktu penggunaan fishbone diagram
Diagram fishbone ini dapat digunakan ketika kita perlu:
> Mengenali akar penyebab masalah atau sebab mendasar dari akibat, masalah, atau kondisi tertentu
> Memilah dan menguraikan pengaruh timbal balik antara berbagai faktor yang mempengaruhi akibat atau proses tertentu
> Menganalisa masalah yang ada sehingga tindakan yang tepat dapat diambil
Manfaat menggunakan diagram fishbone ini:
> Membantu menentukan akar penyebab masalah dengan pendekatan yang terstruktur
> Mendorong kelompok untuk berpartisipasi dan
memanfaatkan pengetahuan kelompok tentang proses yang dianalisis
> Menunjukkan penyebab yang mungkin dari variasi atau perbedaan yang terjadi dalam suatu proses
> Meningkatkan pengetahuan tentang proses yang dianalisis dengan
membantu setiap orang untuk mempelajari lebih lanjut berbagai faktor
kerja dan bagaimana faktor‐faktor tersebut saling berhubungan
> Mengenali area dimana data seharusnya dikumpulkan untuk pengkajian lebih lanjut
3. Langkah‐langkah untuk menyusun dan menganalisa diagram fishbone
1. Identifikasi dan definisikan dengan jelas hasil atau akibat yang akan dianalisis
> Hasil atau akibat disini adalah karakteristik dari kualitas
tertentu, permasalahan yang terjadi pada kerja, tujuan perencanaan, dan
sebagainya.
> Gunakan definisi yang bersifat operasional untuk hasil atau akibat agar mudah dipahami.
> Hasil atau akibat dapat berupa positif (suatu tujuan, hasil) atau
negatif (suatu masalah, akibat). Hasil atau akibat yang negatif yaitu
berupa masalah biasanya lebih mudah untuk dikerjakan. Lebih mudah bagi
kita untuk memahami sesuatu yang sudah terjadi (kesalahan) daripada
menentukan sesuatu yang belum terjadi (hasil yang diharapkan).
> Kita bisa menggunakan diagram pareto untuk membantu menentukan hasil atau akibat yang akan dianalisis
2. Gambar garis panah horisontal ke kanan yang akan menjadi tulang belakang.
> Disebelah kanan garis panah, tulis deskripsi singkat hasil atau akibat yang dihasilkan oleh proses yang akan dianalisis
> Buat kotak yang mengelilingi hasil atau akibat tersebut
> .* : Untuk keperluan diagram digunakan contoh kasus penggunaan bahan bakar kendaraan perusahaan yang boros.
3. Identifikasi penyebab‐penyebab utama yang mempengaruhi hasil atau akibat.
> Penyebab Ini akan menjadi label cabang utama diagram dan menjadi
kategori yang akan berisi berbagai penyebab yang menyebabkan penyebab
utama.
> Untuk menentukan penyebab utama seringkali merupakan pekerjaan yang
tidak mudah. Untuk itu kita dapat mencoba memulai dengan menulis daftar
seluruh penyebab yang mungkin. Kemudian penyebab‐penyebab tersebut
dikelompokkan berdasarkan hubungannya satu sama lain. Untuk membantu
mengelompokkan atau mengkategorikan penyebab ini ada beberapa pedoman
yang dapat digunakan.
Berikut ini beberapa panduan yang sering digunakan:
1.Industri jasa, biasanya menggunakan pengkategorian 4S, yaitu: surrounding, supplier, system, skill.
2.Di bidang administrasi dan pemasaran, biasanya menggunakan 8P, yaitu: product atau service, price, people, place, promotion, procedures, processes, policies.
3.Industri manufaktur, biasanya menggunakan 6M, yaitu: Man (pelatihan, manajemen, sertifikasi, dan sejenisnya), Machine (perawatan, pemeriksaan, pemrograman, pengujian, update perangkat lunak dan keras), Material (bahan mentah, barang konsumsi, dan informasi), Method(pemrosesan, pengujian, pengendalian, perancangan, instruksi), Measurement (kalibrasi), Mother Nature (kondisi lingkungan seperti bising, kelembaban, temperatur)
> Masih ada lagi jenis pengkategorian yang lain. Dalam menerapkannya, kita
bebas untuk menentukan pengkategorian disesuaikan dengan kebutuhan.
Selain itu, ada variasi lain dalam menentukan penyebab‐penyebab. Dalam
hal ini, daripada berusaha untuk menggolongkan seluruh penyebab kedalam
berbagai kategori, tentukan saja penyebab berdasarkan urutan proses yang
digunakan. Jadi, pada garis horisontal “tulang punggung ikan”, tuliskan
semua proses utama dari kiri ke kanan.> Tulis penyebab utama tersebut disebelah kiri kotak hasil atau
akibat, beberapa tulis diatas garis horisontal, selebihnya dibawah
garis.> Buat kotak untuk masing‐masing penyebab utama tersebut Contoh:
4. Untuk setiap penyebab utama, identifikasi faktor‐faktor yang menjadi penyebab dari penyebab utama
- Identifikasi sebanyak mungkin faktor penyebab dan tulis sebagai sub cabang utama
- Jika penyebab‐penyebab minor menjadi penyebab dari lebih dari satu penyebab utama, tuliskan pada semua penyebab utama tersebut.
Contoh:
5. Identifikasi lebih detail lagi secara bertingkat berbagai
penyebab dan lanjutkan mengorganisasikannya dibawah kategori atau
penyebab yang berhubungan.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengajukan serangkaian pertanyaan
“mengapa”. Contoh pertanyaan untuk contoh kasus disini, adalah:
Contoh pertanyaan:
- Pertanyaan: Mengapa pengemudi menggunakan gigi persneling yang salah?
Jawaban: Pengemudi tidak mendengar suara mesin
- Pertanyaan: Mengapa pengemudi tidak mendengar suara mesin?
Jawaban: Radio dinyalakan dengan suara terlalu keras
Jawaban: pendengaran tidak bagus
- Pertanyaan: Mengapa ban sering kempes?
Jawaban: Tidak ada catatan ukuran tekanan ban
Jawaban: Ban sering bocor halus
- Pertanyaan: Mengapa ban sering bocor halus?
Jawaban: kualitas ban tidak bagus
- Pertanyaan: Mengapa perawatan tidak baik?
Jawaban: Kekurangan dana
Jawaban: tidak ada kesadaran
- Pertanyaan: Mengapa menggunakan BBM dengan kandungan oktan yang tidak tepat?
Jawaban: Tidak mengetahui kandungan oktan yang direkomendasikan
- Pertanyaan: Mengapa tidak ada rekomendasi kandungan oktan
Jawaban: Tidak ada buku manual kepemilikan kendaraan
Catatan:
Jika sebuah cabang memiliki banyak sub cabang dapat dipecah menjadi
diagram yang lebih kecil.Diagram diatas belum semua penyebab minor
digambarkan.
6. Menganalisis diagram
Analisis membantu kita mengidentifikasi penyebab yang menjamin
pemeriksaan lebih lanjut. Diagram fishbone ini hanya mengidentifikasi
kemungkinan penyebab. Diagram pareto dapat digunakan untuk membantu kita
menentukan penyebab yang akan pertama kita fokuskan.
- Lihat keseimbangan diagram:
- Jika ada kelompok dengan banyak item pada suatu area dapat mengindikasikan perlunya pengkajian lebih lanjut
- Jika ada kategori utama dengan sedikit penyebab minor dapat mengindikasikan perlunya indentifikasi lagi penyebab minornya.
- Jika ada beberapa cabang kategori utama hanya memiliki sedikit sub
cabang, mungkin kita perlu mengkombinasikannya dalam satu kategori.
- Cari penyebab yang muncul berulang, mungkin penyebab ini adalah penyebab akar
- Cari apa yang bisa diukur dari setiap penyebab sehingga kita dapat
mengkuantitaskan hasil atau akibat dari setiap perubahan yang kita
lakukan
- Dan yang terpenting, identifikasi penyebab‐penyebab yang dapat diambil tindakan
Dari contoh kasus, hasil analisisnya adalah:
- Tingkat detail sudah seimbang
- Tidak ada penyebab yang berulang
- Perawatan buruk sepertinya menjadi penyebab yang dapat dilakukan pengukuran terhadapnya
- Perawatan buruk sepertinya juga menjadi penyebab yang dapat dilakukan tindakan terhadapnya.
4. Langkah-Langkah Pembuatan Fishbone Diagram
Pembuatan fishbone diagram kemungkinan akan menghabiskan waktu sekitar
30-60 menit dengan peserta terdiri dari orang-orang yang kira-kira
mengerti/paham tentang masalah yang terjadi, dan tunjuklah satu orang
pencatat untuk mengisi fishbone diagram. Alat-alat yang perlu disiapkan
adalah: flipchart atau whiteboard dan marking pens atau spidol.
Langkah 1: Menyepakati pernyataan masalah
- Sepakati sebuah pernyataan masalah (problem statement). Pernyataan masalah ini diinterpretasikan sebagai “effect”, atau secara visual dalam fishbone seperti “kepala ikan”.
- Tuliskan masalah tersebut di tengah whiteboard di sebelah paling kanan, misal: “Bahaya Potensial Pembersihan Kabut Oli”.
- Gambarkan sebuah kotak mengelilingi tulisan pernyataan masalah tersebut dan buat panah horizontal panjang menuju ke arah kotak .
Langkah 2: Mengidentifikasi kategori-kategori
- Dari garis horisontal utama, buat garis diagonal yang menjadi
“cabang”. Setiap cabang mewakili “sebab utama” dari masalah yang
ditulis. Sebab ini diinterpretasikan sebagai “cause”, atau secara visual
dalam fishbone seperti “tulang ikan”.
- Kategori sebab utama mengorganisasikan sebab sedemikian rupa
sehingga masuk akal dengan situasi. Kategori-kategori ini antara lain:
- Kategori 6M yang biasa digunakan dalam industri manufaktur:
- Machine (mesin atau teknologi),
- Method (metode atau proses),
- Material (termasuk raw material, consumption, dan informasi),
- Man Power (tenaga kerja atau pekerjaan fisik) / Mind Power (pekerjaan pikiran: kaizen, saran, dan sebagainya),
- Measurement (pengukuran atau inspeksi), dan
- Milieu / Mother Nature (lingkungan).
- Kategori 8P yang biasa digunakan dalam industri jasa:
- Product (produk/jasa),
- Price (harga),
- Place (tempat),
- Promotion (promosi atau hiburan),
- People (orang),
- Process (proses),
- Physical Evidence (bukti fisik), dan
- Productivity & Quality (produktivitas dan kualitas).
- Kategori 5S yang biasa digunakan dalam industri jasa:
- Surroundings (lingkungan),
- Suppliers (pemasok),
- Systems (sistem),
- Skills (keterampilan), dan
- Safety (keselamatan).
- Kategori di atas hanya sebagai saran, kita bisa menggunakan kategori
lain yang dapat membantu mengatur gagasan-gagasan. Jumlah kategori
biasanya sekitar 4 sampai dengan 6 kategori.
Langkah 3: Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara brainstorming
- Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming.
- Saat sebab-sebab dikemukakan, tentukan bersama-sama di mana sebab
tersebut harus ditempatkan dalam fishbone diagram, yaitu tentukan di
bawah kategori yang mana gagasan tersebut harus ditempatkan, misal:
“Mengapa bahaya potensial? Penyebab: Karyawan tidak mengikuti prosedur!”
Karena penyebabnya karyawan (manusia), maka diletakkan di bawah “Man”.
- Sebab-sebab ditulis dengan garis horisontal sehingga banyak “tulang” kecil keluar dari garis diagonal.
- Pertanyakan kembali “Mengapa sebab itu muncul?” sehingga “tulang”
lebih kecil (sub- sebab) keluar dari garis horisontal tadi, misal:
“Mengapa karyawan disebut tidak mengikuti prosedur? Jawab: karena tidak
memakai APD”.
- Satu sebab bisa ditulis di beberapa tempat jika sebab tersebut berhubungan dengan beberapa kategori.
Langkah 4: Mengkaji dan menyepakati sebab-sebab yang paling mungkin
- Setelah setiap kategori diisi carilah sebab yang paling mungkin di antara semua sebab- sebab dan sub-subnya.
- Jika ada sebab-sebab yang muncul pada lebih dari satu kategori, kemungkinan merupakan petunjuk sebab yang paling mungkin.
- Kaji kembali sebab-sebab yang telah didaftarkan (sebab yang
tampaknya paling memungkinkan) dan tanyakan , “Mengapa ini sebabnya?”
- Pertanyaan “Mengapa?” akan membantu kita sampai pada sebab pokok dari permasalahan teridentifikasi.
- Tanyakan “Mengapa ?” sampai saat pertanyaan itu tidak bisa dijawab
lagi. Kalau sudah sampai ke situ sebab pokok telah terindentifikasi.
- Lingkarilah sebab yang tampaknya paling memungkin pada fishbone diagram.
5. Validasi penyebab
Tidak semua penyebab yang ada di
bagian tulang ikan memiliki kontribusi yang sama terhadap even atau
permasalahan. Beberapa penyebab memiliki kontribusi yang sangat besar,
namun ada juga penyebab yang kontribusinya terlalu kecil, bahkan mungkin
hampir tidak ada kontribusi sama sekali. Hal yang perlu dilakukan
setelah diagram ishikawa selesai dibuat adalah memvalidasi masing-masing
penyebab untuk mengetahui seberapa besar kontribusi penyebab tersebut.
E.Kesimpulan
Dengan semua penjelasan mengenai diagram fishbone diatas, semoga kita bisa membuat fishbone diagram.
F.Referensi
https://id.wikipedia.org/wiki/Diagram_Ishikawa
Ya sekian yang dapat saya sampaikan
mohon maaf banyak salah didalam blog ini, karna kesempurnaan hanya milik Tuhan YME
Terimakasih telah membaca blog ini, saya harap blog ini berguna bagi para pembaca
jika masih ada yang belum jelas bisa kalian tanyakan dikolom komentar
kritik dan saran juga boleh
Maturnuwun...
Wassalamu'alaikum Wr Wb